Untunglah, masyarakat modern pun tahu bagaimana mengobati stres pada diri mereka. Misalnya saja mengunjungi pusat hiburan, piknik ke luar kota, menyalurkan hobi, dan masih banyak hal yang berguna meredakan stresnya.
Namun ketika ditanya lagi, apakah dengan melakukan hal-hal itu kemudian stres tidak akan datang lagi? Ternyata tidak. Stres tetap datang seiring rutinitas yang kembali dilakukan.
Jadi, pertanyaannya kemudian, apakah rutinitas tadi memang menjadi sumber dari stres itu sendiri? Bisa ya, dan bisa juga tidak.
Maka penting untuk memahami apabila rutinitas yang dilakukan menjadi penyebab stres. Karena jarang yang sadar, kalau rutinitas mereka menjadi sebab utama datangnya stres.
Maka piknik sejauh apapun, kemanapun, dan dengan siapapun, tak akan benar-benar mengobati stres yang diderita. Maka kegiatan apakah yang menjadi sebab munculnya stres?
Poin-poin berikut merupakan penyebab stres yang sering tidak disadari. Karena kegiatannya memang sering dilakukan dan seolah sudah menjadi rutinitas.
1. Tidak Memiliki Skala Prioritas
Kita lumrah menyebut kegiatan ini dengan multitasking. Dan hampir semua orang sering melakukannya. Namun yang menjadi penyebab stres adalah bukan multitasking ini, namun pelakunya yang kehilangan prioritas.
Multitasking merupakan keniscayaan. Untuk itulah hal yang kita butuhkan adalah prioritas. Mana pekerjaan yang lebih penting, mana yang lebih mudah, dan mana yang lebih cepat dikerjakan.
Pilih dengan penyesuaian diri. Misalnya waktu dan tenaga yang dimiliki. Atau jika perlu dikerjakan semuanya, atur waktunya dengan seksama. Ambil jeda diantara kegiatan-kegiatan tersebut.
Seseorang tak akan bisa benar-benar menjadi seorang mutlitasker, karena ia hanya punya satu tubuh. Jadi prioritas yang membuat seoseorang mampu menjadi multitasker tanpa harus membuatnya stres.
2. Kegiatannya Tidak Terjadwal
Jadwal adalah pembendaan dari menentukan skala prioritas tadi. Hanya bedanya, seseorang tak lagi menjadi multitasker. Jadwal menentukan kegiatan mana yang mesti didahulukan.
Jadi kegiatannya memang tidak bisa dikerjakan secara bersama-sama seperti multitasking tadi.
Membuat jadwal bakal menentukan pilihan-pilihan waktu, tempat, bahkan acara untuk diikuti. Dan tentu saja mana dari kegiatan itu yang paling penting untuk didatangi.
Jika tanpa jadwal, hidup seseorang bakal kacau, dan ujungnya pun stres lagi.
3. Kegiatannya Tidak Tertulis dengan Baik
Kadang-kadang seseorang memang sudah menjadwalkan kegiatannya dengan baik. Namun ia hanya mengingatnya di kepala. Ia tak menuliskannya.
Tuliskan sesuatu yang penting, agar otak pun mudah untuk memanggil kembali ingatannya. Karena otak tak mampu menyimpan semuanya, maka potensi lupa akan senantiasa muncul.
Dengan menuliskan apa yang mesti diingat, maka kinerja otak lebih ringan. Jika otak bekerja terlampau berat, kamu tentu tahu konsekuensinya.
4. Sering Menjadi Yes Man pada Orang Lain
Jika kamu ingin menyenangkan semua orang, kamu bakal mudah stres. Seseorang memang punya kecenderungan agar semua orang menyukainya. Dan sikap ini kemudian membuatnya menjadi orang yang selalu tidak enakan. Diundang acara, ia mengiyakan. Pun diundang ornag lain pada waktu yang sama, diiyakan pula.
Pada akhirnya orang-orang semacam ini sulit menentukan keputusan, dan berakibat pada jadwalnya yang berantakan.
Jadi, masih suka stres? Mungkin ada diantara keempat hal tersebut yang kamu punya. Yuk, hilangkan pelan-pelan.