Sudah tahu apa itu ragit? Bukan, ini bukan siapa-siapanya Raditya Dika, sang komika populer itu. Meski sama-sama populer, ragit tak ada hubungannya dengan Radit.
Apa itu Ragit?
Ragit merupakan sejenis kuliner khas Indramayu. Istimewanya makanan ini adalah hanya bisa ditemui di bulan puasa saja. Diluar bulan puasa, tak ada yang bakal membuatnya.
Ragit bisa juga ditemui di Palembang. Namun bentuk dan rasanya tentu saja tidak sama. Apakah kedua ragit ini punya hubungan? Saya tidak tahu. Setidaknya mereka punya persamaan, yakni mereka ini sama-sama hanya muncul di bulan puasa saja.
Jika ragit Palembang mirip dengan roti jala yang dilumuri kuah kare, kalau ragit Indramayu berupa mi dengan tambahan tepung telur dadar yang disiram dengan kuah santan ebi.
Pembuatan Ragit
Seperti makanan tradisional lainnya, pembuatan ragit membutuhkan proses yang tidak sebentar. Setidaknya ada tiga proses yang mesti dilampaui, yakni pertama menyiapkan mi, membuat tepung telur dadar, serta memasak kuah santan ebinya.
Cita rasa yang menjadi karakteristik dari ragit terletak pada kuah santan ini. Ini seperti kuah kari, namun memiliki nuansa hidangan laut yang berasal dari udang. Jadi rasanya gurih dan sedap.
Untuk yang tidak mau repot-repot membuat ragit, kita bisa datang ke pasar dadakan di Indramayu. Pasar dadakan ini hanya ada ketika bulan puasa saja, misalnya di sepanjang Jalan Kapten Arya Karanganyar, maupun di pusat kuliner di Pasar Mambo.
Yang jual ragit pun banyak, harganya juga murah, yakni sekitar Rp.4.000,00 saja. Tapi perlu diingat ya, meski penjualnya masih ada setelah lebaran, dipastikan mereka tak akan menjajakan ragit lagi.