Rini Novita Sari
Rini Novita Sarihttps://besoklusa.com
Blogger dan content writer

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Guru adalah profesi umum yang banyak dimiliki oleh orang-orang di sekitar kita. Umumnya mereka menempati kelas menengah di tengah-tengah masyarakat. Sosoknya sering menjadi tokoh panutan, meski ada beberapa oknum yang dibesar-besarkan oleh gosip dan membuat citra profesi ini memburuk untuk sesaat. Namun guru, tetaplah guru, yang masih dipandang sebagai pahlawan pendidikan. Namun benarkah demikian realitanya?

Universitas pencetak calon guru sering dipandang kelas dua dan tak bergengsi

kampus FKIP

Lantas kita membanding-bandingkan dengan kondisi di luar negeri dimana para guru berasal dari para lulusan terbaik di universitas terbaiknya. Pun jika mereka jadi guru, bakal diguyur dengan gaji selangit dan dianggap sebagai profesi yang sangat terhormat, karena pendapatannya tentu saja.

Maka para mahasiswa keguruan adalah mahasiswa yang karena tidak diterima di universitas bergengsi, maka mereka menjadi calon sarjana pendidikan. Kadar kompetisinya semakin berkurang disini. Benarkah itu? Ah, itu hanya anggapan saja.

Pada kenyataannya, mahasiswa keguruan justru memiliki dua skill sekaligus. Skill pertama, dia mampu mendidik orang lain sesuai dengan mata kuliah kependidikan yang mereka dapatkan. Skill kedua, mereka mampu menerapkan keahlian khususnya. Misalnya, Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, boleh jadi ketika tak menjadi guru, mereka menjadi penerjemah. Atau Sarjana Pendidikan Elektro, bisa jadi menjadi supervisor di pabrik-pabrik elektronik. Ah, dunia ternyata tak sesempit hati para haters.

Kadar kompetisi yang minim, membuat gaji guru (honorer) begitu rendah

Di negeri ini, guru seolah pekerjaan ‘daripada tidak ada pekerjaan lain’. Pelarian ketika profesi lain ogah sekali menerima skill mereka. Sekali lagi, itu hanya seolah-olah. Mudah-mudahan tidak seperti itu. Sehingga, nilai tawarnya pun sangat kecil. Ada begitu banyak fresh graduate yang dibayar perbulannya hanya Rp.300.000,00. Hitungan per harinya cuma Rp.10.000,00, ya. Ah, murah sekali. Untung sekarang banyak tunjangan-tunjangan, sehingga angka sekecil itu bisa dikatrol.

Namun jika kembali pada skill yang dimiliki para pemegang gelar Sarjana Pendidikan, profesi guru di sekolah bukanlah kunci mati. Selepas jam mengajar, atau pasca pulang sekolah, mereka mengisi bimbingan belajar, les private, ekstrakulikuler dan lain sebagainya yang mana tak mengganggu profesinya sebagai guru sama sekali. Jadi hitung-hitungan jam bekerjanya dengan penghasilan bisa jadi lebih besar pekerjaan semacam ini dibanding mereka yang bekerja kantoran dengan jam kerja yang ketat. Maaf, bukan bermaksud membandingkan apalagi merendahkan profesi yang lain.

Buat yang masih menjadi mahasiswa keguruan, tetap semangat!

Ketika hidup terombang-ambing rencana masa depan, yakinlah ketika niat tulus untuk mencari ilmu, Tuhan bakal menyediakan ruang rejeki. Tak usah galau memikirkan masa depan ketika niat kamu benar. Tentu berbeda jika kamu bermaksud bakal jadi guru PNS dan merengek-rengek ke orang tua agar menyiapkan sekian ratus juta agar lulus tesnya. Ah, pecundang.

Sarjana pendidikan, atau para calon guru, bukanlah para pemilik madesu. Masa depan suram itu biarlah milik mereka yang menyuramkan dirinya dengan perbuatan negatif yang mereka rintis dan niatkan sejak sekarang. Jika skill kamu bagus, niat kamu baik dan jalan yang kamu tempuh sudah benar, maka mengutip Andrea Hirata, Tuhan akan memeluk mimpimu.

Semangat kuliah, semangat mencari ilmu

Pada dasarnya, setiap ilmu itu baik. Termasuk ilmu keguruan dan kependidikan. Lihat saja, di dalamnya ada psikologi, filsafat, administrasi, dan macam-macam sekali yang boleh jadi bakal kamu butuhkan di masa yang akan datang. Kejar saja ilmu itu, akrabi buku-buku, asah diri dengan berorganisasi, dan tentu saja baik-baik dengan dosen dan kawan. Jika sesekali menemui kesulitan, tak usah lari dari kenyataan. Cukuplah pelarian itu dari undangan nikah mantan saja. Cukup. Jika ada kesulitan, konsultasikanlah dengan dosen, kawan dan berdoa pada Tuhan.

Yakin saja, jika ilmu yang kamu miliki, maka menjadi profesi apapun yang kamu harapkan bakal mampu membuatmu memiliki masa depan yang secerah mentari di bulan Juli. Yuk, semangat!

Sejumput Pesan Untuk Para Mahasiswa FKIP Calon Sarjana Pendidikan